5 Indikator Mahasiswa Menganut Aliran Kebatinan. Kamu Bagaimana?


Halo gaes, senang bisa berjumpa lagi dengan kalian yang pastinya fansnya Bang Sholeh kan? (Berharap banget sih Bang,). Untuk kesempatan kali ini Bang Sholeh ingin mengulas sebuah fenomena ngeri di bangku perkuliahan (horor gaes).

Mahasiswa yang di mata masyarakat sebagai perantara penyampai apresiasi (lidah) rakyat, tapi di bangku kuliah ternyata telah menganut aliran kebatinan (horor banget, yang takut dilanjutkan saja bacanya). Sebagai lidah bukankah esensinya adalah bersuara, tapi bagaimana kalau lidah tidak pernah bergerak di saat diskusi berlangsung, tetapi hatinya berteriak sangat keras, siapa yang bisa dengar coba? orang hatinya yang berteriak.

Maksud Bang Sholeh mahasiswa menganut aliran kebatian disini adalah ketika diskusi di kelas sedang berjalan, namun banyak mahasiswa yang diam seribu bahasa (coba sebutkan bahasa yang ke 576 wkwkwk). Moderator sudah membuka sesi tanya jawab, tapi mahasiswa penganut aliran kebatinan ini hanya diam (seperti sudah paham saja), padahal hatinya ingin sekali bertanya (iya cuma hatinya).

Untuk sebuah pertanyaan akan segera terealisasi ketika dari batin (hati) naik ke mulut, dengan perantara lidah maka pertanyaan akan received (diterima) moderator dan segea didiskusikan, tapi kalau hati? sekencang apapun kamu berteriak, siapa yang akan mendengarkanmu?


Adapun yang membuat mahasiswa menganut aliran kebatinan, ini beberapa indikatornya:

1. Malu

Hasil gambar untuk sifat pemalu

"Malu adalah cabang dari Iman", demikian dalam sebuah hadits. Ini memang benar, tetapi kita perlu melihat konteksnya terlebih dahulu. Ketika kita berada dalam kelas (diskusi) maka kita akan memakai kata pepatah "malu bertanya sesat di jalan". Apapun yang kamu ingin tanyakan, segera tanyakan, karena waktu terus berjalan hingga akhirnya habis jam kuliah dan pertemuan depan sudah berbeda pembahasan (materi), sehingga pertanyaanmu tidak terealisasi yang menyebabkan tertumpuk di dalam hatimu, hingga terbawa mimpi (emang mau?). Dan begitu seterusnya ketika kamu tetap berpegang teguh pada malu.

2. Kurang Percaya Diri

Hasil gambar untuk tidak pd

Hal ini sering disapa dengan sebutan "PD". Mahasiswa seharusnya wajib memiliki karakter ini (walaupun kamu (pembaca) bukan mahasiswa, juga harus PD ya). Karena sebagai Agent Of Change, yang mahasiswa perlukan bukan hanya gelar sarjana di bagian belakang namanya (Bang Sholeh S.P.D., (Sarjana Percaya Diri)) saja, tetapi juga kemampuanya dalam mengalahkan kemaluannya (sifat gaes, bukan kemaluan) di tengah-tengah masyarakat.

Pentingnya percaya diri dalam diri mahasiswa ini meliputi segala hal. Salah satunya untuk menolak doktrinasi otomatis aliran kebatinan masuk dalam dirinya, sehingga menjadi mahasiswa yang aktif.


3. Public Speaking Yang Minim

Hasil gambar untuk public speaking

Public speaking merupakan berbicara di depan umum. Penganut aliran kebatinan juga terindikasi oleh satu indikator ini. Pada umumnya mereka yang minim dalam penguasaan berbicara di depan umum akan merasa bergetar (pengalaman ya Bang,), terbata-bata saat berbicara dan sulit mengungkapkan maksud dari apa yang ingin diungkapkan (kayak nembak cewek aja Bang,).

Public Speaking  ini tidak hanya diraih (dikuasai) dengan kursus saja ya gaes, tetapi kamu pun bisa belajar dirumah, misalnya berbicara di depan kaca (gile lo Bang,), entah itu pidato, materi ataupun yang lainnya (dicoba gaes).

4. Belum Terbiasa

Hasil gambar untuk tidak terbiasa

Kebiasaan masuk pada ranah afektif (sikap). Ketika seorang mahasiswa belum terbiasa dengan bertanya, berpendapat, menyanggah dan lain-lain saat diskusi, bisa jadi virus aliran kebatinan akan masuk dan tinggal di dalam hatimu (bukan cowok/cewek ya gaes, tapi aliran kebatinan). Belum terbiasa akan menjadi biasa ketika sudah dicoba dan mencoba membiasakan, dan akan mengeras menjadi sebuah karakter/sikap. "Wahai penganut aliran kebatinan, biasakanlah!". (jadi dukun dadakan Bang,).

5. Malas

Hasil gambar untuk malas

Indikator terakhir yang Bang Sholeh dapatkan yaitu malas. Disini ada 3 kategori mahasiswa malas:

  • Malas karena ngantuk
  • malas karena tidak mau tahu dengan keadaan/ jalannya diskusi
Dan satu lagi yang malas banget (Bang Sholeh khilaf ya gaes), yakni mahasiswa yang tidak mau tahu dengan jalannya diskusi sambil ngantuk menunggu bel istirahat hehehe.

Dari mahasiswa malas ini (sorry gaes ya, Bang Sholeh juga malas kok kwkwk), terkadang ada pertanyaan terlintas di pikirannya mengenai pembahasan presentasi ataupun penjelasan dosen, tapi karena malas itu tadi akhirnya hanya hatinya saja yang bertanya. Dan dapat terealisasi setelah jam kuliah habis (ya kan nggak jadi tanya), duduk-duduk sambil tanya kepada teman yang tadi presentasi, "tadi kalo begini gimana ya?" (di mana suaramu tadi waktu presentasi woi, arrggg).

Ya Bang Sholeh rasa malas ini juga perlu lah (malah menjerumuskan, gimana maksud lo Bang,), ya karena biar bagaimanapun kita berjalan itu akan sampai pada suatu titik jenuh (wiiih gaya lo Bang, wkwk). Nah, di situ (titik jenuh) kita habiskan kejenuhan kita sampai pada titik jenuh penghabisan kita, setelah habis tak tersisa kita lanjutkan lagi perjalanan kita untuk menuju tujuan (goal).

Di atas merupakan salah beberapa indikator yang dapat mengindikasi mahasiswa masuk dalam lubang aliran kebatinan. Mereka (Penganut Aliran Kebatinan) kita sebut PAK (biar mudah wkwkwk), raga mereka memang berada di bangku, ini tidak dapat kita pungkiri, tetapi pikiran mereka menjelajahi dunia (kayak mbah gugel aja Bang,). Sehingga tidak heran jika mereka tidak dapat menghindari doktrinasi otomatis aliran kebatinan.

Bang Sholeh adalah alumni PAK ini, namun sampai sekarang Bang Sholeh mencoba untuk terus belajar agar tidak terus menjadi PAK, terlebih untuk kamu yang sedang membaca tulisan ini.
Kamu pasti sedikit terjebak dengan membuka tautan (tulisan) ini mengenai aliran kebatinan, tapi ini merupakan sifat yang urgent (penting) mengingat mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan), agent of control (agen pengendalian) dan agent of power (agen kekuatan) di tengah-tengah masyarakat.

Adapun untuk keluar dari aliran kebatinan dari tulisan Bang Sholeh ini adalah dapat mengimplementasikan kebalikan dari 5 indikator di atas.

Pertama, tidak perlu malu dalam bertanya, karena ini juga berdampak pada nilaimu dan dipandang aktif oleh dosen, dan dosen mana yang tidak suka dengan mahasiswanya yang aktif?

Kedua, percaya diri ini butuh proses ya gaes. Percaya diri menjadi satu (digabung) 2 indikator selanjutnya, yaitu public speaking dan terbiasa. Dengan membiasakan diri untuk selalu aktif dalam kelas, maka indikator malu akan hilang, sekaligus kamu akan mendapat predikat percaya diri dan kemampuan public speaking dapat kamu kuasai seiring berjalannya waktu.

Dan yang terakhir butuh proses sangat panjang serta perjuangan, yaitu membuang rasa malas. Kembali pada tulisan di atas tadi, bahwasannya kita perlu menghabiskan kemalasan hingga titik malas penghabisan dan kita lanjutkan tujuan awal perjalanan kita, yaitu kuliah, yang tidak lain dan tidak bukan untuk mencari ilmu. Bagaimana kita dapat ilmu kalau kita malas? Ya kan?.


Judul tulisan ini terinspirasi dari seorang dosen Bang Sholeh yang mengampu mata kuliah Bimbingan Dan Konseling.
Dari tulisan ini, harapan besar Bang Sholeh tidak lain agar dapat membagi kemanfaatan dan pengetahuan untuk gaes-gaes (kalian maksudnya gaes), dan akan lebih bermanfaat lagi jika gaes-gaes membagikan tulisan ini, entah ke facebook, retweet di twitter dan media sosial lainnya.

Baik gaes, Bang Sholeh ucapkan terimakasih banyak dan mohon maaf sedalam-dalamnya jika dalam Bang Sholeh menulis ini ada kata-kata yang menjerumuskan maupun yang kurang berkenan.


0 Response to "5 Indikator Mahasiswa Menganut Aliran Kebatinan. Kamu Bagaimana?"

Post a Comment

Komentar dengan baik yang selaras

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel